Astronout



Saat ini mungkin menggambarkan tentang sebuah kisah yang tentu saja aku sebagai perannya *bakat narsis. Ceritanya sih gag ribet-ribet amat kaya yang nyritain, huhee :). Mungkin dalam imajinasi kalian sudah tercipta bagaimana seorang astronot yang dilepas di ruang angkasa . Sendirian, tak ada yang bisa ia lakukan selain itu-itu saja. Ia mencoba mencari sinyal untuk menghubungi servernya di belahan bumi sana, namun tak jua ia menemukannya *kaya aku yang tetibaan disconnected. Ia hanya terdiam begitu saja. Tak tau bagaimana cara agar ia bisa terhubung dengan sosok manusia yang berada di belahan bumi sana. Ia hanya bisa berteriak, walaupun ia yakin tak bakal ada seorangpun yang akan mendengar teriakannya. Ia berharap, ada yang bertanya atau hanya sekedar menyapa, namun harapan itu pastilah sia-sia. Ia butuh pertolongan, namun apa daya. Sinyal dari satelit pun ia tak dapat. Udahan ah ceritanya, tapi gag selebay itu sih ceritakuhh, cuman sekedarnya sajalah, hehehe. Cuman yah, rada-rada mirip.
Sang astronot berkata ...
"bisakah aku segera turun" 

Dan akupun berkata ... 
" You were gone too soon, so unexpected "

#samaGak??






̶h̶i̶l̶a̶n̶g̶

Lautan ..
Entah mengapa ambisiku begitu kuat untuk mengunjungi tempat ini.
Bukan berarti namaku memiliki arti yang sama namun, sudah bisa diprediksikan, pasti banyak yang akan kutemukan hal-hal Menarik ketika kuberada disana ...*lay-alay huhu :p

Tau gag she? Aku tuh paling sebel kalo kamu crita2 tentang pantai ato suasana sore di pesisir .. Sampe2 aku harus norak triakin kata IRII! Jahatnya aku. Eh, gapapa lah ya.. Ahaahhaa…aku gag peduli kamu udah bosen ama pantai kek ato apa, seterah yang penting, brani crita, brani tanggung jawab!
***

puisi yang tak mungkin fiksi


semilirnya angin pantai serasa mengundangku tuk menyusuri butiran lembut pasirnya. deburan ombak yang memecah batuan karang menggodaku tuk segera larut bercengkrama dengan sapuan buihnya. nyiur kelapa melambai seakan mengajak berkenalan.uuh, bener2 tak bisa dilukiskan bagaimana eksotisnya pemandangan di sore ini. Rasanya tak sabar aku ingin melepaskan segala penatku di hamparan lautan yang membiru.

senyum yang merekah serta gelak tawa yang renyah tersirat dibawah mata elang yang indah. Seperti anak kecil yang baru saja bisa berjalan. kadang berlari mengejar ombak, kadang pula melompat kecil tuk menghindarinya. bukan ia takut basah, hanya saja sedang berusaha mengakrabi desiran pasir yang berkolaborasi dengan sapuan ombak. terasa berjalan walau terdiam.

tak ada kata bosan untuk melihat hamparan birunya lautan. selalu saja menyisakan sebongkah kenangan. sebuah masterpiece yang menjadi dambaan para sastrawan.
lukisan senja yang menawan. tampak kebiruan bertahta orange keemasan. masa transisi antara siang dan malam. moment indah yang pantas tertoreh dalam kanvas seorang seniman.

senja pun beranjak, berpayung dibawah langit malam yang pekat,  lambat laun terdengar kumandang iqamat dari surau terdekat, kamipun segera merapat ke darat. saatnya untuk menghadap Sang Maha Hebat dalam tiga rakaat . kaum muslimin tunaikan ibadahnya dngan penuh rasa khidmat. setelah shalat, kamipun melanjutkan perjalanan. malam itu arus lalu lintas terlihat begitu padat, hingga kami pun tak bisa melaju dengan cepat. sembari menatap langit yang gelap, kulihat ia menoleh kebelakang dengan senyumannya yang hangat, seraya berucap :

biar lambat asal selamat :) . thanks.

Blogroll