Tafsir Tentang Tauhid




قل ادعوا الذ ين زعمتم من دونه فلا يملكون كشف الضر عنكم ولا تحويلا 
Artinya :  Katakanlah: "Panggillah mereka yang kamu anggap (Tuhan)* selain Allah, Maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya." (Q.S Al Isra : 56)
*Apa yang dikatakan mereka Tuhan itu ialah, berhala, malaikat, jin dan sebagainya.

Dalam ayat ini Allah S.W.T menegaskan kembali tentang kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh kaum musyrikin. Hal ini tentu akan memberi pelajaran kepada kita, bahwa sebagai seorang mukmin harus mampu menjaga keimanan serta kemurnian tauhid. Ayat ini dalam beberapa tafsir dijelaskan tentang asbabun nuzulnya. Asbabun nuzul, ialah sebab-sebab turunnya ayat Al Qur’an. Dalam al quran ada 2 bentuk asbabun nuzul, yaitu :
1.      Ayat al Quran turun untuk menjawab sebuah permasalahan yang terjadi masa Rasulullah S.A.W
2.      Al quran turun tanpa sebab (ini merupakan yang terbanyak)
Contoh : Surat Al Alaq, surat yang menjelaskan tentang umat sebelum Islam

Sebagaimana penjelasan ulama-ulama ahli tafsir, ketika kita ingin menafsirkan atau memahami sebuah ayat, kita harus melihat terlebih dahulu ayat itu. Apakah ayat itu memiliki asbabun nuzulnya atau tidak. Karena dengan kita mengetahuinya, akan lebih mudah untuk memberikan kejelasan makna dari sebuah ayat tersebut. Ibnu Jarir dan Ulama ahli tafsir lainnya mengatakan,  salah satu sebab turunnya ayat ini adalah , Ketika itu orang Quraisy sedang terkena musibah bencana berupa kekeringan selama tujuh tahun. Kejadian ini menjadi peringatan bagi kaum Quraisy ketika mereka menolak dakwah Nabi Muhammad S.A.W. maka Allah mengingatkan kepada mereka dengan turunnya ayat ini.
ادعوا.= mintalah ”mintalah kepada orang-orang” زعمتم dalam al quran berarti yang kamu sangkakan. Merupakan sesuatu yang tidak bisa dipercayai atau keyakinan yang tidak bisa diterima, yaitu adalah mereka kaum musyrikin yang memiliki keyakinan bahwa seorang dari mereka memiliki kekuatan selain Allah SWT.
Menurut Ibnu Abbas, orang-orang musyrik memiliki keyakinan bahwa ada seseorang diantara mereka yang memiliki kemampuan “malakah”. Lalu Allah menegasan dalam ayat ini, “cobalah skarang mintalah kepada Tuhanmu, selain Allah” Apakah ketika musim kemarau itu mereka bisa menghilangkan kesengsaraanmu?? Sudah tentu orang-orang itu tidak memiliki kemampuan untuk menyingkap اللضر yang berarti “sesuatu yang merugikan atau tidak memberi manfaat” serta keburukan dari kalian , dan tidak tidak mungkin pula mereka memiliki kekuatan untuk merubah.
Ayat ini menegaskan kembali tentang kemurnian ajaran tauhid. Mengingat Rasulullah S.A.W selama 12 tahun berdakwah untuk membangun dasar ketauhidan. Karena jika ajaran tauhid tidak benar ataupun tidak kuat dalam diri seseorang, maka keimanan seseorang itu akan mudah untuk tergoyahkan, baik secara materi ataupun non materi. Kalau seseorang tidak memiliki keimanan yang kuat, maka akan mudah untuk menuruti apa kata orang lain atau mudah dibengkokkan. Sebagai contoh jika kita dalam keadaan sakit yang sudah amat parah, ia akan menuruti siapapun yang berkata dimana tempat pengobatan yang mujarab.
Kenapa Allah menyebut الكشف الضر? Karena kebanyaakan orang mudah terbujuk  dan tertipu orang lain (keyakinan bathil) dalam keadaan terdesak ataupun terjepit.  Sudah merupakan kecenderungan manusia sebagai makhluk social untuk mencari solusi terhadap musibah / madharat yg menimpanya, sehingga bagi seorang yang tidak memiliki landasan tauhid yang kuat, keadaan seperti ini akan mendorong seorang untuk menghalalkan segala cara agar terlepas dari suatu beban yang menimpanya, tanpa memikirkan akibat dan resikonya. Sebagai umat muslim, wajib bagi kita untuk selalu berikhtiiyar, akan tapi harus sesuai dengan syari’at yang telah digariskan Allah dan RasulNya.
Dalam kehidupan manusia, setiap masanya pasti ada yang namanya  imtihan atau yang lebih dikenal dengan istilah ujian. Dalam setiap ujian yang Allah berikan kepada makhluknya pastilah ada hikmahnya. Disanalah letak keimanan seseorang diuji. Sejauh mana keimanan bisa dipertahankan. Inilah inti dari ajaran tauhid. Ketika kita mengucapkan kalimat syahadat, اشهد ان لا اله الا الله disana terdapat kaidah “an nafyu wal isbat”. Menafikan dan meneguhkan. لا اله  yaitu meniadakan segala hal yang tidak benar. Sedangkan  الا الله menunjukkan kecuali Allah S.W.T yang bermakna :
1.      tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah S.W.T.
2.      Tidak ada ketaatan selain kepada Allah SWT
3.      Tidak ada penolong selain Allah , dst.
 Jadi, secara mutlaq kita harus menyembah kepada Allah SWT, serta tidak dibenarkan sama sekali meminta pertolongan kepada selain Allah.
Sebagai contoh, ketika ada sekelompok orang yang berziarah ke wali, ada orang yang sampai berkunjung dan bersujud ke makam. Mereka tidak memahami arti ziarah yang sebenarnya. Jangan sampai Rasulullah SAW membolehkan ziarah kubur lalu disalah artikan. Bukan berarti kita berziarah lalu berdo’a kepada wali nya, namun kita berdo’a kepada Allah untuk mereka (orang-orang sholeh). Sesungguhnya  karena mereka butuh doa kita, bukan kita yang meminta do’a kepada mereka.  Jangan sampai menempatkan sesuatu tidak pada tempat nya. Karena, tidak ada seorangpun yang mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu kecuali Allah S.W.T. Wallahu A’lam bish showab


Tidak ada komentar on "Tafsir Tentang Tauhid

Leave a Reply

Blogroll