30 Juli 2011 on 15:20 pm
smile for me |
-
Akhirnya, kutemukan lagi senyumnya, walau ku tak tau persis apa arti dari
senyuman itu. Kini aku paham begitu berharganya seorang sahabat bagiku.
Tanpa senyum darinya aku merasakan bahwa ada yang hilang dari skenarioku.
Entah mengapa aku jadi seperti ini. Apa mungkin sedari kecil aku hidup
bersama teman? Yaa, itu pasti. Disaat aku berada di negeri orang yang tak
ada saudara sama sekalipun,aku hanya tinggal bersama teman-temanku.
Sama-sama senasib, seperjuangan, sepenanggungan, semuanya jadi satu.
- Dikala kusakit, mereka yang lebih awal menanganiku. Dikala kusedih,
mereka yang lebih awal menghiburku. Dikala ku menangis, mereka yang lebih
awal mengusap air mataku. Dikala ku lalai, mereka yang lebih awal
menegurku. Disaat apapun dan kapan pun, mereka yang lebih awal bertindak
daripada keluargaku. Untuk itu, aku benar-benar merasakan betapa
berharganya seorang sahabat. Sungguh, peran mereka sangatlah berarti
dikala kita jauh dari sentuhan keluarga.
- Kepada seorang sahabat yang pernah kusakiti karna sebuah hal yang
pernah aku lakukan. Terlalu bodoh bagi diriku yang tak bisa mengendalikan
egoku. Lupakanlah salahku, maafkanlah sikapku. Ku tak akan biarkan kau
menangis, tak kan kubiarkan kau membenci seorang karena seorang adam.
sebagaimana yang tlah kau katakana padaku. Hanya karna terluka perasaan
oleh semua ucapanku.
- Aku bukanlah manusia yang sempurna. Banyak angan-angan yang ingin
kucapai namun terlewatkan. Tapi, aku akan terus berusaha untuk tetap
belajar dari sekian kesalahan yang tlah aku lakukan. Mungkin, sesuatu yang
sudah aku lakukan, itu bertitle menyakiti. Dan bukan berarti semuanya ini
kan berakhir hanya suatu peristiwa yang lamanya berbanding banyak dengan
semua perjalanan yang tlah kita lalui. aku menemukan suatu alasan untuk
menunjukkan ini semua. Satu sisi dari diriku yang belum kau ketahui. Untuk
merubah diriku yang lalu. Sebuah alasan untuk mengawali suatu kehidupan
yang baru. Terimakasih sahabat, untuk sekian waktumu untukku selama ini.
Tidak ada komentar on "hentikan tangismu