" tlah ku nyanyikan alunan-alunan senduku, tlah ku bisikkan cerita-cerita gelapku , tapii mengapa ku takkan bisaa ...."~phind.nyanyi :D~
nothin last forever |
Kubersandar di sebuah tembok yang sangat akrab sekali dengan
diriku. Jemariku tak hentinya menari diatas keypad 6600 ku. Mengirim sederet
pesan singkat dari selamat malam hingga akhirnya do’a sbelum tidur pun
terpanjatkan. Melepas lelah akibat eharian ini penuh dengan emosi dan
kegalauan. Kuteringat peristiwa hari ini yang membuatku amat sangat kecewa. Aku
merasa menjadi manusia yang bodoh ketika itu. Aku amatlah rapuh untuk
menghadapi sederet persoalan ini, hingga akhirnya aku mengambil keputusan untuk
mengakhiri semuanya. Pertemuan satu jam namun amatlah bermakna. Melepas rasa
rindu yang tlah kupendam selama 3 tahun. Ternyata membuka semua rahasia yang
ada pada diriku dan dirinya.
Mungkin aku yang salah akan semua ini. Maaf jika aku tak pandai menyembunyikan rasa sayangku pada dirinya. Aku yang terlalu deserve. Aku yang terlalu awam untuk menghadapi teka-teki cinta. Aku yang tak tau apa-apa. Yang sangat amat amatir untuk merealisasikannya. Aku yang telah membuat sederet prinsip, namun akhirnya aku tergoyahkan dengan nya. Aku merasa semua ini adalah sandiwara yang patut untuk ditonton para remaja yang terkena virus cerita-cerita picisan cinta. Kini aku tak bisa lagi mampercayai. Kapan laki-laki serius dan kapan laki-laki bercanda. Sehingga cukup sudah trauma yang aku rasa. Aku anggap semua laki-laki itu pandai bercanda. Dan aku akan selalu tertawa jika mendengar kata-kata ‘cinta’. Aku tak ingin lagi berkomitmen atau minimalnya berteman dekat dengan mereka sebelum tiba waktunya. Bullshit!! Cukuplah pelajaran ini . Cukuplah cerita ini. Cukuplah semuanya. Cukuplah Allah bagiku.
Ku setting alarm agar aku bias bangun pada sepertiga malam.
Aku benar-benar ingin menyiapkan waktu khusus untuk ‘bercinta’ dengan
Ar-Rahman. Menghilangkan segala kepenatan. Mengadu atas semua ini. Dan
menyesalinya. Aku tau hal ini sudah seringkali dibahas dengan lugas oleh para
asatidz. Dan aku paham betul akan hal itu. Namun aku yang terlalu bodoh. Aku
yang tak banyak berfikir akan segala kemadharatannya. Aku yang rasanya ingin
selalu bahagia. Yang ingin selalu mencoba. Bagaimana rasanya bermain cinta.
Alahaiiii… amatlah murka disisiNya. Sebuah cinta yang tak berdasarkan atasNya.
Astaghfirullah…inni kuntu minadz dzolimiin…
Mungkin aku yang salah akan semua ini. Maaf jika aku tak pandai menyembunyikan rasa sayangku pada dirinya. Aku yang terlalu deserve. Aku yang terlalu awam untuk menghadapi teka-teki cinta. Aku yang tak tau apa-apa. Yang sangat amat amatir untuk merealisasikannya. Aku yang telah membuat sederet prinsip, namun akhirnya aku tergoyahkan dengan nya. Aku merasa semua ini adalah sandiwara yang patut untuk ditonton para remaja yang terkena virus cerita-cerita picisan cinta. Kini aku tak bisa lagi mampercayai. Kapan laki-laki serius dan kapan laki-laki bercanda. Sehingga cukup sudah trauma yang aku rasa. Aku anggap semua laki-laki itu pandai bercanda. Dan aku akan selalu tertawa jika mendengar kata-kata ‘cinta’. Aku tak ingin lagi berkomitmen atau minimalnya berteman dekat dengan mereka sebelum tiba waktunya. Bullshit!! Cukuplah pelajaran ini . Cukuplah cerita ini. Cukuplah semuanya. Cukuplah Allah bagiku.
Kurapikan selimut peach yang selalu menemaniku setiap waktu tidurku. Memberikan benteng pertahanan dari dinginnya udara Sumbing dan Sindoro. Lambang ke eksotisan hamparan alam kota kecilku. Temanggung Bersenyum. Yang kaya akan hasil alam, yang kaya akan hamparan gunung yang tinggi menjulang. Tempat becakarnya akar-akar pinus dan karet. Yang semakin hari semakin tak Nampak. Tergantikan dengan hamparan karpet hijau pepohonan tembakau. Uummh… Penebangan bahkan pembakaran hutan tak lagi sebuah keanehan. Membabat habis pepohonan. tak banyak lagi hutan yang rindang, tak terdengar lagi suara kicauan burung yang amatlah merdu. Mungkin mereka semua sudah bermigrasi, meninggalkan sebuah domisili yang tak nyaman lagi.
Belum sempat ku menikmati indahnya mimpi. Mungkin hanya
sekian sekon setelah mulutku berkomat-kamit melafadzkan untaian do’a. ringtone
In The End milik group band barat ternama Linkin Park itu membuat telingaku
merasa terganggu dan sepertinya ia mengirim respon ke otak sehingga memaksa
tanganku untuk mengangkat siapa gerangan yang memanggilku pada tengah mala
mini. Mungkin bukan lagi tengah malam, akan tetapi Lweat Tengah Malam.
Ahh..entahlah aku belum tidur ketika itu. Ku raih segera ponsel hitamku itu.
Lalu segera saja aku tekan tombol hijau tanda untuk menjawab sebuah panggilan.
Sebuah nomer asing tertera pada layar ponselku. Walau dengan malas, tak lupa
aku ucapkan salam. “ Assalamualaikum?’ sapa ni?” pssst… aku fahru, inget aku gag??
“yepp, aku ingat! ada apa ya kak ??
“ ini tentang uzi, kok bisa gitu sihh ceritanya??
Akhirnya dengan terpaksa ku ceritakan peristiwa yang sedang
kualami kepadanya. Ia menyimak dengan seksama atas apa yang aku ceritakan
kepadanya. Ia member sedikit masukan, dan juga teguran atas apa yang tlah aku
lakukan. Beserta segala keluh kesahku. Ku beranjak bangun lalu kusandarkan lagi
diriku ke tembok peachku. Mencoba memahami kata demi kata yang disampaikan oleh
komunikan. Pembicaraan pun berlanjut dari jayus hingga serius. Tak ayal bahwa
akan berakhir dengan air mata namun aku masih bias sempat untuk tersenyum.
Walau perih tentunya. Tapi setidaknya aku telah lega. Karena walau
bagaimanapun aku telah menceritakan atas apa yang membebaniku dengan kakak ku.
Uuhm.. sepertinya aku tak mempunyai kakak. Tapi, ehm, lebih tepatnya, begini.
Ia adalah kakak kelasku ketika SMP ... :D
Dua setengah jam sudah. Rasanya jika telingaku bias berbicara ia akan berteriak. Dasar dzolimnya diriku. Anggota badan yang seharusnya harus aku istirahatkan ternyata masih aku paksa untuk sekedar menghabiskan waktu dengan hal yang kurang bermutu. Aku sempat melantunkan 3 surat yang telah aku hafal dari al quran kariem ku. At thuur, An Najm, dan Al Qamar. Murajaah tepatnya. Sebenarnya kakak ku itu masih bersedia menyimak Al Mulk. Tapi, baru aku baca 10 ayat, tiba-tiba komunikasi ini terhenti. Battery is low. Tulisan itu muncul di layar HP ku. Diiringi dengan tut, tut, notif ring dari ponselku. Huuft… mati.
Ku beranjak dari residentku menuju ke ruang ,makan. Tak terasa perutku mulai keroncongan. Pantas laa…sekian jam waktu yang seharusnya digunakan untuk istirahat tergantikan dengan berdongeng secara on air. Aku pun mulai searching sesuatu. Uumhh, kubuka lemari pendingin, lalu kuambil sepotong kue dan kutuang segelas ultra milk kedalam mug kecilku. Nyyuumm..setidaknya yang sedikit ini bisa mengisi lambungku. Meredam virus-virus jahat yang sering kali membuatku kesakitan.
Dua setengah jam sudah. Rasanya jika telingaku bias berbicara ia akan berteriak. Dasar dzolimnya diriku. Anggota badan yang seharusnya harus aku istirahatkan ternyata masih aku paksa untuk sekedar menghabiskan waktu dengan hal yang kurang bermutu. Aku sempat melantunkan 3 surat yang telah aku hafal dari al quran kariem ku. At thuur, An Najm, dan Al Qamar. Murajaah tepatnya. Sebenarnya kakak ku itu masih bersedia menyimak Al Mulk. Tapi, baru aku baca 10 ayat, tiba-tiba komunikasi ini terhenti. Battery is low. Tulisan itu muncul di layar HP ku. Diiringi dengan tut, tut, notif ring dari ponselku. Huuft… mati.
Ku beranjak dari residentku menuju ke ruang ,makan. Tak terasa perutku mulai keroncongan. Pantas laa…sekian jam waktu yang seharusnya digunakan untuk istirahat tergantikan dengan berdongeng secara on air. Aku pun mulai searching sesuatu. Uumhh, kubuka lemari pendingin, lalu kuambil sepotong kue dan kutuang segelas ultra milk kedalam mug kecilku. Nyyuumm..setidaknya yang sedikit ini bisa mengisi lambungku. Meredam virus-virus jahat yang sering kali membuatku kesakitan.
Uupss… aku lupa men-charge ponselku. Ku ambilnya di saku
piyama biruku. Lalu segera saja aku tancap ke stop kontak diatas lemari
pendinginku. Kubuka ponsel yang sudah sekian menit tak menyala itu. 3 missed
call, 2 inbox dari sender yang sama. Miawriluvdy. Begitu kuberi namanya di
ponselku. Mengingat bahwa ia suka kucing, lalu rie adalah seorang calon dokter
yan pernah singgah dihatinya, dan dy adalah namanya. 2 sms yang dikirimnya aku
buka. Secara tematik berisi pesan yang sama. Knp kok mati?lanjut gag
critanya? Sebenarnya aku masih ingin banyak bercerita dengannya. Namun
kusadar, bahwa satu setengah jam lagi adzan shubuh kan berkumandang. Ku tak
perlu lagi berpikir panjang. Kurapikan segera selimutku, lalu kuberdo’a, lalu
segera saja aku terbang kea lam mimpiku.
Tidak ada komentar on "Let me take you far away…