Aha?? Im a dict ...
Im addicted to you ...
Aice. Sebuah shortname yang sempat mengusik ruang hati ini. Disaat aku tergoyahkan oleh seorang yang benar2 membuatku seperti hidup dibalik jeruji. Entah mengapa aku tak sengaja menemukan dirinya. Lalu mencoba untuk akrab dengannya, dan pada akhrnya pun jadi dekat, hingga sangat dekat dengannya. Aku percaya saja, mungkin Yang Maha Cinta tlah menghadirkan sosoknya kehadapan gadis rapuh seperti diriku.
Sekarang, tak ada lagi jarak antara aku dan dia. Secara tak sengaja,
ternyata kita mempunyai perasaan yang sama. Rabbi ... entah mengapa hatiku
mudah sekali rapuh dalam hal seperti ini?? Seharusnya ia tak akan pernah tau
apa yang ada pada diriku. Cukup aku dan Dirimu saja yang tau Yaa Rabb. Tapi
memang ini semua kelemahanku. Aku tak pandai meyembunyikan suatu rasa untuk
dirinya. Aku tak pandai mengatur sirkulasi molekul-molekkul cinta saat ada
bersama dirinya. Amperemeter serasa tak sanggup lagi tuk mengukur
muatan-muatan listrik yang mengalir ketika mata ini menatapnya. Hingga garpu
tala pun tak sanggup mengukur getaran amplitudo yang masuk ketika
mendengar suaranya.
Aaaarrrrggghhhh ....!!!! baru saja aku ingin mengukir segala asa yang tlah
menggebu didalam jiwa. Baru saja aku ingin mewujudkan ambisi-ambisi yang sempat
terbawa mimpi. Baru saja aku ingin mewujudkan angan-angan yang beberapa
saat ini sempat terabaikan. Tak ingin lagi aku gagal mewujudkan semua
impian ini. Aku capek! Aku lelah! Aku takut terjadi hal yang sama dengan yang
sebelumny. Aku tak ingin lagi, tak ingiiiiin ......
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lelaahh! Siang ini terik mentari seakan bersahabat dengan aktivitasku.
Sedari pagi sudah disibukkan dengan segudang materi yang mungkin belm siap ter entri.
Memaksaku untuk terpaku dalam monoton nya sebuah bangku. Seperti
biasanya, sekedar memenuhi formalitas hampir semua mahasiswa memegang
sebuah buku . tapi tetap saja, Suasana kelas yang tampak baku. Sementara
pikiranku tiba-tiba jadi melankolis gini, terbayang alunan-alunan musik sendu.
My God!! Hati ini terasa rindu akan kehadiranMu tuk membawa setetes embun yang
menyejukkan hati ini. Sejenak teringat sebuah ayat, “sesungguhnya Aku ini
dekat”. Kini ku sedikit mengangkat hatiku naik ke permukaan lautan sendu.
Ku perhatikan dosen baik-baik, kucerna semaksimal mungkin asupan-asupan mata
kuliah hari ini. Subhanallah, embun ini tlah hadir Yaa Rabb... terimakasih ... :D
Usai mendapat kesejukan, kini lambungku yang sepertinya minta
diperhatikan. Sementara terik matahari masih juga tak bersahabat. Kukirim
sebuah pesan singkat namun, tak terbalas. Padahal inginku hanya satu,
sekali-kali lah memanjakan kaki ku yang tiap hari tlah terlatih ini. Nihil,
akhirnya akupun segera meluncur dengan keringat yang tlah membasahi mungkin seper
sekian persen dari kemeja biruku. Sementara dari kejauhan, mataku menyipit ke
arah masjid. Huuufth, ku melihat sosoknya! Dengan langkah gontai, aku tetap
saja meluncur, karna kaki ini ternyata tak ingin dimanja. And the last, tiba
juga di final destinationku. Nabila . :D
Setelah memanjakan lambungku, cabut langsung ke kampus. Lagi-lagi teriknya
matahari siang ini benar2 tidak bersahabat. Yaa Robb. Kuatkanlah diriku yang
amat rapuh ini. Langkah ini terasa amat berat. Entah apa yang membebani ku
siang ini hingga segala aktivitas yang aku lakukan terasa tak seperti biasanya.
Heuuhh ...>,<. Ku seberangi ruas jalan yang ramai akan lalu lalangnya
mahasiswa. Entah mengapa mataku tiba-tiba mengarah kedepan gedung pasca
sarjana. Zeb! Kulihat sosok ber hem coklat sedang bersama dengan
koleganya menuju gedung itu. Langsung saja aku balik arah ke perpustakaan.
Berharap kan menemukan kesejukan disana.
Check in dengan ID card lalu segera kuambil kunci loker. Nasib! Loker
ujung paling atas. Tak sia-sia ternyata highheels ini kubeli, umpatku. Segera
ku naiki susunan anak tangga lalu menuju ke mushola perpus. Kubasuh segalala
peluhku dengan segarnya air kran. Harapku, basuhan-basuhan ini kan menggugurkan
sgala dosa-dosa kecil yang setiap hari kuukir, berharap basuhan-basuhan ini kan
menjadikan sinar cahaya pada hari ketika umat Muhammad dikumpulkan kelak.
Allahu akbar hingga salam. Interaksi ini sangatlah sempurna. Dimana
seorang makhluk secara langsung berinterksi dengan Khaliqnya. Tanpa perantara,
tanpa harus mengeluarkan pulsa sebagaimana interaksinya sesama manusia. Sungguh
sangatlah sempurna aku bisa mengenal agama ini. Agama yang Hanifa. Rodhitu
billahi Rabba, wa bil Islama diina, wa bi muhammadin Nabiiya wa Rasuula. :D
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seminar nanti dimulai jam 13.00, sedangkan waktu sekarang menunjukkan
pukul 12.58, hanya kurang 2 menit untuk seorang yang benar- menganggap bahwa
waktu itu amatlah berharga. Namun, entah berapa banyak manusia yang sadar akan
hal itu. Palingan hanya bisa berfatwa Al waqtu kas saif, untuk
prakteknya, terserah anda. Segera saja aku turun dari mushola. Langsung
meluncur ke Graha. Sejenak aku terhentak. Tak ada tanda-tanda adanya acara di
gedung ini. Lalu di gedung mana??? Entah, hari ini aku terasa sangat pusing.
Hingga tempat seminar pun aku tak tahu. Padahal jelas-jelas aku ikut proker
tentang acara ini. Huuhh... Payaahh ! (>,<)
Setelah memenangkan diri, dan menghubung-hubungkan dengan peristiwa yang
sejak tadi aku alami. hingga aku pun teringat bahwa acara semniar kali ini
bertempat di gedung pasca sarjana lantai 4. Pantas saja sedari tadi aku melihat
sosoknya mondar-mandir di depan pasca. Capcus. Kunaiki sekian anak tangga yang
seakan menertawakan kedodolanku hari ini. Take it easy. Sampai juga akhirnya ke
final destination ku siang ini. :D
Sumpahhh! Mata ini seakan tak ingin memandang ke stage depan. Di dalam
kelelahan yang amat sangat, ditambah sekian keluhan, serta perasaan dodol yang
senantiasa menyelimutiku hari ini. Sambil sedikit menyipitkan mata ke arah
pusat proyektor , sedikit-sedikit kubisa membaca judul bedah buku kali ini. Pacaran? Iiiih ... Nggak Banget!!
Gleekk! Sulit sekali tenggorokan ini untuk sekedar menelan ludah. Ditambah suatu hal yang membuat nadi ini seakan terhenti beberapa sekon setelah melihat stage. Suara renyah dari seorang yang sangat kukenali mengucapkan salam tanda dibukanya acara ini. Haaaaahhh????!!!! Sosok berhem coklat itu kah moderator nya????? Oh no! Perasaan lelahku tiba-tiba turun menuju ke posisi lower. Berganti dengan jutaan rasa dodol yang senantiasa menyelimutiku siang ini. Rasanya ingin tertawa, ingin berteriak sekencang-kencangnya, ingin apalah untuk sekedar mengeluarkan expresi yang nano-nano ini. Antara judul bedah buku yang ia bawakan kali ini dengan keadaan hati yang sedang ia alami.
Gleekk! Sulit sekali tenggorokan ini untuk sekedar menelan ludah. Ditambah suatu hal yang membuat nadi ini seakan terhenti beberapa sekon setelah melihat stage. Suara renyah dari seorang yang sangat kukenali mengucapkan salam tanda dibukanya acara ini. Haaaaahhh????!!!! Sosok berhem coklat itu kah moderator nya????? Oh no! Perasaan lelahku tiba-tiba turun menuju ke posisi lower. Berganti dengan jutaan rasa dodol yang senantiasa menyelimutiku siang ini. Rasanya ingin tertawa, ingin berteriak sekencang-kencangnya, ingin apalah untuk sekedar mengeluarkan expresi yang nano-nano ini. Antara judul bedah buku yang ia bawakan kali ini dengan keadaan hati yang sedang ia alami.
Kontradiksi! Ha ha ha :D
Tidak ada komentar on "kusuka gayamu